Main Article Content

Abstract

This study aims to identify the relationship between regional revenues through hotel and restaurant taxes and market retribution and economic growth in trade, hotels and restaurants. This study uses secondary data collected from the Central Bureau of Statistics (BPS) and the Office of Revenue, Assets and Financial Management (DPPKAD) of Lubuklinggau city. The method used is a quantitative approach by applying the Granger causality model and multiple linear regression. The findings of this study indicate that regional revenues (hotel tax, restaurant tax and market retribution) does not Granger cause to economic growth, the fact otherwise shows that economic growth is able to cause regional revenues (hotel tax, restaurant tax and market retribution). Other findings indicate that hotel tax (X1) and restaurant tax (X2) do not have a significant effect on economic growth in the trade, hotel and restaurant sector. Whereas for market retribution (X3) it has a significant influence on economic growth in the trade, hotel and restaurant sector. This means that regional revenues through hotel and restaurant taxes have not been able to create economic growth in the trade, hotel and restaurant sector in Lubuklinggau City

Keywords

causality tax hotel restaurant retribution economic growth

Article Details

How to Cite
Delingga, R., Marwa, T., & Chodijah, R. (2019). Kausalitas antara penerimaan daerah dan pertumbuhan ekonomi di Kota Lubuklinggau. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 14(2), 59–63. https://doi.org/10.29259/jep.v14i2.8817

References

  1. Badan Pusat Statistik. Lubuklinggau dalam Angka. Edisi 2004-2013. Lubuk Linggau: Badan Pusat Statistik.
  2. Bashir, A. (2011). Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Perekonomian Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Selatan, Kajian Ekonomi, 10 (2), 135-169
  3. Haryanto, Junison. 2005. Analisa Hubungan Antara Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Pemerintah di Kabupaten Musi Banyuasin. Kajian Ekonomi, 4(1), 1-12.
  4. Jhingan, M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Penerbit Rajawali Pers
  5. Mangkoesoebroto, Guritno. 1998. Ekonomi Publik. Yogyakarta: Penerbit BPEE UGM.
  6. Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.
  7. Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam Otonomi. Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia
  8. Sidik, Machfud. 2002. Optimalisasi Pajak Daerah dan retribusi Daerah dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Keuangan Daerah. Bandung.
  9. Soebyakto, B.B., & Bashir, A. (2015). Analisis Tipologi dan Hubungan antara Indeks Pembangunan Manusia dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan, Jurnal Ekonomi Pembangunan, 13 (1), 21-36
  10. Sukirno, Sadono. 1998. Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
  11. Suparmoko. 2001. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta:BPEE.
  12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
  13. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.
  14. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah.
  15. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah.

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >> 

Similar Articles

1 2 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.